A.PENGERTIAN HUJAN
Hujan adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan
dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud
cairan. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui
suhi di atas titik leleh es di dekat dan dia atas permukaan Bumi.
Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi( perubahan wujud
benda ke wujud yang lebih padat ) uap air di atmosfer menjadi butiran air yang
cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi
bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Butir hujan memiliki ukuran
yang beragam mulai dari yang mirip penekuk
(butiran besar), hingga butiran kecilnya.
(butiran besar), hingga butiran kecilnya.
B.PROSES TERJADINYA HUJAN
Proses berikut merupakan proses terbentuknya hujan dalam
islam yang juga dapat diterima logika.
![]() |
Proses Terjadinya Hujan |
TAHAP KE-1 : “Dialah
Allah yang mengirimkan angin...”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang
dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan
partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya
akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir.
Partikel-partikel yang disebut aerosol ini membentuk awan dengan mengumpulkan
uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut sebagai titik-titik kecil
dengan mekanisme yang disebut “perangkat air”.
TAHAP KE-2 : “...lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal...”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling
butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam
hal ini sangat kecil ( dengan diameter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan
di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3 : “...lalu
kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya...”
Partikel-partikel air ini yang mengelilingi butir-butir daram
dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air
hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan
mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Butiran hujan memiliki beragam ukuran, mulai dari diameter
rata-rata 1 milimeter (0,039 in) hingga 9 milimeter (0,35 in), di atas itu
butiran akan terpisah-pisah. Butiran kecil disebut butiran awan dan berbentuk
bola. Sedangkan butiran besarnya terlihat seperti hamburger. Butiran terbesar
yang pernah turun di Bumi tercata di Brazil dan Kepulauan Marshall pada tahun
2004, beberapa diantaranya sebesar 10 milimeter (0,39 in). Ukuran besar ini
disebabkan oleh pengembunan partikel asap besar atau tabrakan antara sekelompok
kecil butiran dengan air tawar yang banyak.
C.JENIS-JENIS HUJAN
a.Berdasarkan Proses
Terjadinya
- Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
- Hujan Senithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator(garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan), akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumplan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
- Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan , suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
- Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat, massa udara dingin menjadi lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
- Hujan Muson atau Hujan Musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi di bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi di bulan Mei sampai Agustus. Siklus inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.
b.Berdasarkan Ukuran
Butirannya
- Hujan Gerimis , diameter butirannya kurang dari 0.5 mm.
- Hujan Salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada di bawah 0 derajat Celcius.
- Hujan Batu Es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yangg suhunya dibawa 0 derajat Celcius.
- Hujan Deras, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0 derajat Celcius dengan diameter kurang lebih 7 mm.
c.Berdasarkan Besar
Curah Hujan (Definisi BMKG)
- Hujan Sedang, 20-50 mm perhari.
- Hujan Lebat, 50-100 mm perhari.
- Hujan Sangat Lebat, di atas 100 mm perhari.
D.PENGUKURAN HUJAN
![]() |
Pengukur Hujan |
Cara standar untuk mengukur curah hujan atau curah salju
adalah menggunakan pengukur hujan standar, dengan variasi plastik 100 mm (4 in)
dan Logam 200 mm (8 in). Tabung dalam diisi dengan 25 mm (0,89 in) hujan,
limpahannya mengalir ke tabung luar. Pengukur plastik memiliki tanda di tabung
dalam hingga resolusi 25 mm (0,98 in), sementara pengukur logam membutuhkan
batang yang dirancang dengan tanda 25 mm. Setelah tabung dalam penuh, isinya
dibuang dan diisi dengan jumlah air hujan yang tersisa di tabung luar sampai
tabung luar kosong, sehingga menjumlahkan total keseluruhan sampai tabung luar
kosong.
Jenis pengukuran lain adalah pengukur hujan sepatu yang
populer (pengukur termurah dan paling rentan), ember miring, dan beban. Untuk
mengukur curah hujan dengan cara yang murah, kaleng silindris dengan sisi tegak
dapat dipakar sebagai pengukur hujan juka dibiarkan berada di tempat terbuka,
namun akurasinya bergantung pada penggaris yang digunakan untuk mengukur hujan.
Semua pengukur hujan tadi dapat dibuat sendiri dengan pengetahuan memadai.
Ketika perhitungan curah hujan dilakukan, berbaggai jaringan
muncul di seluruh Amerika Serikat dan tempat lain, saat itu perhitungan curah
hujan dapat dikirm melalui internet, seperti COCORAHS atau GLOBE. Jika jaringan
Internet tidak tersedian di daerah tempat tinggal, stasiun cuaca terdekat atau
kantor meteorologi akan melakukan perhitungan. Satu milimeter curah hujan sama
dengan satu liter meter persegi. Ini menyederhanakan perhitungan kebutuhan air
untuk pertanian.
0 komentar:
Posting Komentar